skip to main
|
skip to sidebar
Jumat, 20 Februari 2009
Karangan Bunga
Oleh : Sahut Situmorang
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
'Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.'
Innalillahi ....
Dasar !
Oleh : Kemala P.
Ada wajah diantara mata ketiga
menebak-nebak isi sang pujangga
yang meretas hinakan janji
dan kembali merasuk ke hati
Berang tanpa naskah diwaktukan tak habis
namun satu cara menambah kertas-kertas baru
dan kembali masuk ke hati
dan merobeknya dari dua jadi satu lagi
Makhluk itu saukan tali dan kaitnya kini
Makhluk itu sungguh mengapi
Makhluk itu kembali ke alamnya kini
Makhluk itu sudah pergi lagi
Agustus 2008
Di Ujung Lingkaran
Oleh : Kemala P.
Banya jalan mengendap
sudah kemarin tersibak
tak akan layang kembali berharap
tinggal semua yang mudah tetebak
Juli 2008
Aku Bukan Manusia
Oleh : Kemala P.
Sadarkah aku bila sebentar lagi berakhir ?
ingin ini makin menjadi
lalu ku tepis biar hati bersamanya
Biar ini cinta makin menggila
biar saja aku dan manusia menjadi satu
dan aku bukan manusia
Sadarkah ?
sebelum ia tak ada lagi yang merentangkan sepiku
tak lain lagi hanya ia yang mengerutkan buaiku
Walau hanya sekedar angan,
berulang ku fikir sesal
dan tak lalu bertemu semai
hanya jika aku bukan manusia
ini pasti bukan milikku
dan bila iya, cinta pasti tak hampiriku
Februari 2009
Melanjutkan Pagiku
Oleh : Kemala P.
Aku yang dari malam
menapaki semi, semai dan buai
yang tak pelak dinamakan gelap
lelap dan masanya ingin ku berakhir
Bertanya, menunggu dan berharap
saat saksi ku dipejam pula
inilah sepi, hati
disini rinduku mengharapmu
Sambil menelaah padang landai
sambil ku berbisik kata-kata
ada kalanya esok pagi ia bertatap
dan percaya adanya aku disangkar malam
Ini aku, menanti-nanti
esok mentari dapat sinarnya terbitkanku
dalam malam, kini bukanlah apa-apa
hingga tinggal aku di pagi hari
Februari 2009
Kamis, 19 Februari 2009
Sesaat Mengakhiri
Oleh : Kemala P.
Prasangkanya menggemari aliran darah
membuka aral dan mataku menjadi buta
menghina tapi bukan hinaan
mencela yang tak tercela
Bawaannya bukan secermat yang dia bisa
mengkavaleri semua sara dan hina
mengakhiri satu dengan semata saya
dan benar-benar salah bukan yang diminta
Dalam hati, berdengung berbisik
erat pula sapaan yang begitu saja
seperti menghina, ku kan tahu hasilnya
seperti pertanda, ku kan prgi tinggalkannya
Januari, 2009
Senin, 16 Februari 2009
Maka, Hanya Ini Yang Tersisa
Kebungkaman dalam kesunyian
mengarah pada harap, derita, sara cinta
kebungkaman dalam harap
kini mencuat melumatkan harap, derita, serta cinta
Cerita kita,
aku dimasa muda merasa tua
karena cinta
kubangan itu kian memerah
Hunian ini sepi
tak pelak impikan serinya
hunian ini menanti-nanti
dusta dan api berhenti bercekcok ria
Sudahlah lalu
jemput aku dan tarik jiwaku dari situ
dari tempat jamban batu
dari sendunya sepi dan terpaku
Postingan Lebih Baru
Beranda
Langganan:
Komentar (Atom)
dari SASTRA oleh SATRA untuk SASTRA
feel the taste !
itungan
Pengikut
Mengenai Saya
maLaa si SASTRA
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼
2009
(26)
►
03/08 - 03/15
(7)
►
03/01 - 03/08
(10)
►
02/22 - 03/01
(2)
▼
02/15 - 02/22
(7)
Karangan Bunga
Dasar !
Di Ujung Lingkaran
Aku Bukan Manusia
Melanjutkan Pagiku
Sesaat Mengakhiri
Maka, Hanya Ini Yang Tersisa
visit !
ephh.ess
facebook
fast search engine, Google
fast Yahoo home
our sitemeter
sport news
golput adalah suatu pilihan